Selasa, 22 September 2015

Bagaimana?


Bagaimana?

Mencintai atau dicintai?
Kau harus tau dulu rasa mana yang paling kau tau keberadaan si letak bahagia.

Jika ditanya, siapa saja pasti lebih memilih untuk dicintai. Bagaimana tidak? Dinomor satukan dan disegalakan oleh orang yang mencintaimu? Padahal bisa saja kau sama sekali tak peduli akan itu.

Beda hal nya dengan mencintai. Kau harus siap mengorbankan segala bentuk rasa dan kecewa karena orang yang kau cinta. Padahal bisa saja orang yang kau cinta sama sekali tak peduli akan apa yang kau rasa.

Mencintai tak pernah bisa se-sederhana seperti hal nya dicintai. Meskipun dia adalah orang yang paling ahli.

Yang paling di takutkan dari mencintai adalah berhenti dan bahkan sampai tak lagi peduli.

Tapi, jangan salahkan mereka yang sudah lagi tak peduli.

Mereka hanya lelah berjuang sendiri tanpa henti, memprioritaskan bentuk yang menjadikannya hanya nomor akhir, mengutamakan rasa yang bahkan seringnya menyakiti mereka.
Mereka hanya tak tahu harus berbuat seperti apa lagi, menyakiti hatinya sendiri dan menyimpan segala rasa kecewa yang  tentu sudah mulai terasa terbiasa.

Sebenarnya, orang yang sudah lagi tak peduli adalah orang yang pedulinya sudah terlalu besar namun mengambang lalu meledak dan menghilang.

Kau harus tau, kau sama sekali tak bisa mengubah seseorang menjadi apa yang kau mau. Maka dari itu Tuhan menciptakan sesuatu yang bernama “cinta” agar hati seseorang ada kemauan untuk berubah lebih pengertian; hanya untuk orang yang kau sayang.