Minggu, 14 September 2014

Memahami

Cinta bagiku, bukan lagi soal menerima segala kekurangan yang ada. Tapi memahami segala keadaan dari seseorang yang dicinta - (apn)

Akhirnya.. aku menulis lagi. Hanya dengan menulis seisi hati bisa diutarakan tanpa harus dibicarakan. Aku tak ingin mengganggu istirahat teman hanya untuk mendengarkan keluh kesahku yang membuatku tak nyaman.

Dengan menulis, aku bisa menceritakan kisah panjang tanpa harus mengatur pernafasan. Aku bisa menulis berpuluh-pupuh halaman dalam semalam sambil menangis mencoba membuang rasa penat ketika harus dipaksa melupakan oleh cinta yang berkhianat.   

Dengan menulis, aku bisa membagi rasa tak nyaman dengan kata-kata sampai membentuk kalimat yang panjang tanpa harus menganggu malam dengan tangis yang tersedak.

aku bukan seorang penulis handal atau penyair malam, bukan juga seorang wanita cantik yang berkali-kali harus memulai hati. 

Aku hanya orang yang sedikit saja ingin dipahami.

Perhila cinta, memahami adalah hal yang begitu bisa menyakiti hati, berpeluang untuk merasakan sakit dipermukaan, atau menyerah perlahan pada pengkhianatan, atau yang lebih menyakitkan adalah menjalani hubungan dengan orang yang bahkan belum bisa menerima kenyataan bahwa kenangan memang sudah seharusnya tak lagi dikenang. 

Banyak orang yang memaksa untuk memulai sesuatu yang baru hanya untuk melupakan masa lalu. Terdengar bodoh dan menyedihkan, tapi tenang saja… aku adalah salah satu orang yang tak pernah melakukan itu, meskipun aku selalu bahagia dengan siapapun itu ketika dia adalah kekasihku, tapi jika memang sudah terpisah dan memutuskan untuk menjalani di jalan berbeda, maka perasaanku memang sudah harus dirubah, dirapihkan dan disusun dari awal untuk orang baru yang akan datang.

Suatu hubungan memang sudah ditakdirkan hanya bisa dijalankan oleh dua orang, dan jika dalam hubunganya masih ada kata “Dia” mungkin kamu harus berpeluk pada malam dan bertanya secara perlahan pada isi perasaan, apakah akan terus dijalankan dengan perasaan yang mungkin sudah kamu tau diakhir nanti cerita kalian; berpisah ditengah jalan karna kenangan tak bisa dia lupakan.

Tak ada yang istimewa dari seorang “Aku”, wanita yang sering menertawakan banyak hal, termasuk hidupnya. Aku lebih senang memendam dan diam, kemudian berteriak dibawah bantal semalaman sampai-sampai pagi pun masih terasa seperti malam. Aku adalah orang yang selalu menerima cerita teman, apapun yang ingin mereka ceritakan, aku siap mendengar dan memberi saran. Ada perasaan bahagia tersendiri ketika melihat teman yang datang dengan permasalahan lalu pergi dengan senyum yang melebar.

Tak sedikit teman yang menghampiriku sambil sesekali membasuh air matanya yang turun tanpa malu didepanku, dan lagi-lagi soal masa lalu. Sudah ku bilang berulang kali bahwa kenangan bukan untuk dilupakan, tapi cobalah untuk menerima bahwa masa itu memang ada dan membahagiakan… tapi teman, selagi disampingmu ada orang baru yang ingin membahagiakanmu, jangan coba-coba membawa kenangan itu pada lembaran yang baru. Karena meskipun orang itu bicara tak begitu peduli pada masa lalu mu, tapi saat dia pulang dan sampai dikamar, dia menciptakan hujan nya sendiri dan berpeluk pada hati yang merasa sangat tak dihargai. 

Cobalah untuk memulai sesuatu tanpa harus membawa serta masa lalu mu.

Dan pesanku, jangan sia-siakan orang yang ada disampingmu sekarang, karena mungkin saja dia ingin membuatmu bahagia, namun jika kamu masih tak bisa menghargainya, silahkan siap-siap untuk kehilanganya.