Bagaimana?
Mencintai
atau dicintai?
Kau
harus tau dulu rasa mana yang paling kau tau keberadaan si letak bahagia.
Jika
ditanya, siapa saja pasti lebih memilih untuk dicintai. Bagaimana tidak?
Dinomor satukan dan disegalakan oleh orang yang mencintaimu? Padahal bisa saja
kau sama sekali tak peduli akan itu.
Beda
hal nya dengan mencintai. Kau harus siap mengorbankan segala bentuk rasa dan
kecewa karena orang yang kau cinta. Padahal bisa saja orang yang kau cinta sama
sekali tak peduli akan apa yang kau rasa.
Mencintai
tak pernah bisa se-sederhana seperti hal nya dicintai. Meskipun dia adalah
orang yang paling ahli.
Yang
paling di takutkan dari mencintai adalah berhenti dan bahkan sampai tak lagi
peduli.
Tapi,
jangan salahkan mereka yang sudah lagi tak peduli.
Mereka
hanya lelah berjuang sendiri tanpa henti, memprioritaskan bentuk yang
menjadikannya hanya nomor akhir, mengutamakan rasa yang bahkan seringnya
menyakiti mereka.
Mereka
hanya tak tahu harus berbuat seperti apa lagi, menyakiti hatinya sendiri dan
menyimpan segala rasa kecewa yang tentu
sudah mulai terasa terbiasa.
Sebenarnya,
orang yang sudah lagi tak peduli adalah orang yang pedulinya sudah terlalu
besar namun mengambang lalu meledak dan menghilang.
Kau
harus tau, kau sama sekali tak bisa mengubah seseorang menjadi apa yang kau
mau. Maka dari itu Tuhan menciptakan sesuatu yang bernama “cinta” agar hati
seseorang ada kemauan untuk berubah lebih pengertian; hanya untuk orang yang
kau sayang.