Kau
tahu? Ketika aku sedang menulis ini, aku sedang tersenyum merindukan masa-masa
lalu, saat jari-jemariku tak pernah lagi basah karna harus membasuh air mata,
saat wajah ku tak harus menyembunyikan segala luka, saat hidup ku masih terasa
biasa, tanpa pernah merasa hampa.
Terkadang,
ada hal-hal yang sama sekali tak bisa kita ubah, seperti menangis dipelukan
Ibunda, mengadu keluh kesah karna tak saja mendapatkan kemudahan, atau berteriak
memanggil Ayah dengan suara lantang meminta dimanjakan. Itu adalah beberapa hal
dari banyaknya hal yang tak bisa kita ubah, karena:
“Dewasa adalah fase dimana kita harus
menyelesaikan segala sesuatu dengan cara yang berbeda, mencoba membagi rasa
agar tak pernah dikalahkan oleh amarah. Menerima konsekuensi meskipun ada air
mata diakhir cerita, dan belajar memilih cara bahagia agar tak ada lagi luka.”
Ketika
luka itu hadir kembali, rasanya ingin pergi beranjak selamatkan diri dengan
cara menangis dan menyesali yang telah terjadi. Namun dewasa membuat beberapa
pilihan karena ternyata tak ada waktu untuk menangis disela-sela malam, bisa karena
tugas sudah menunggu untuk dikerjakan, disaat itulah kita berada dalam pilihan;
memanjakan luka dengan cara menangisinya semalaman, atau menyelsaikan tugas
dengan harap hati tak lagi focus pada luka yang semakin terasa menyakitkan.
Dan
jika hidup adalah pilihan maka dewasa harus siap menanggapi kehilangan. Saat
hidup sudah dipermainkan oleh keadaan, siapa lagi yang harus menjadi pegangan
kalau bukan diri sendiri yang sudah tahu berada dalam banyak kekurangan. Maka
dari itu dewasa membuat ku mengerti akan satu hal, mengapa Tuhan menciptakan
semua orang berpasangan; karena setiap orang membutuhkan pegangan. Jika dalam
ilmu pengetahuan, manusia dikategorikan menjadi makhluk yang bersosial karena
tak bisa hidup perorangan.
Dewasa
adalah menanggapi suatu permasalahan dengan senyuman, seperti hal gila yang
sepertinya tak pernah bisa ku lakukan. Seperti dengan mudahnya menerima luka
lalu mengobatinya seketika, kemudian permintaan maaf pun diterima tanpa kata
penyesalan diakhir kata. Bolehkah aku tertawa? Jika dewasa adalah hal yang
harus ku jalankan, maka aku memilih dewasa dengan cara yang ku inginkan,
seperti harus saling menerima dan saling menghargai atas perasaan.
Banyak
orang tertawa ketika menanggapi soal cinta, aku pun sama. Cinta adalah suatu
rasa yang disebabkan oleh segala sesuatu hal yang tak bisa dijelaskan dengan
kata-kata, hanya bisa didefiniskan oleh orang-orang dewasa. Seperti halnya
cinta adalah soal menerima, membagi perih atas kehidupan yang berbeda,
menanggapi segala hal dengan genggaman tangan, dan terlepas jika memang
diantara segala masalah sudah tak ada jalan pulang. Cinta bisa begitu amat
sangat melukai, dan mengobati tak bisa sendiri. Maka ku simpulkan bahwa dewasa yang
menanggapi cinta adalah usaha yang begitu luar biasa agar cinta tak menyakiti
kita.
Dewasa
itu adalah KITA.
dewasa menyangkut pemikiran :))
BalasHapusThat's. menyangkut sikap, sifat. Ahh, semuanya deh. Hiks
Hapusasiiik, quote nya bikin kelepek-kelepek gimana gituuu
BalasHapusHahaha, Terima kasih :)
Hapuspola pikir merupakan faktor yang ambil andil besar dalam sikap dewasa ini.
BalasHapuscukup susah menilai diri sendiri sudah dewasa atau belum~
Jadi intinya mesti simpen cermin besar di sudut kamar, ya?
HapusDewasa adalah tersenyum melihat orang lain mencela dan menghina kita..krna kita sadar kita pernah melakukan hal yang sama dan akhirnya menyesal..dewasa bukan menunjukan kita lebih tua,namun lebih matang :)
BalasHapusYa, setuju :)
Hapus