Aku
tidak pernah berfikir apa yang paling aku inginkan dalam hidup yang menurut
orang terlalu singkat untuk dipakai secara cuma-cuma. Terlalu lelah tubuhku
meneruskan permainan yang belum saja menaiki level berikutnya. Sudah banyak
peristiwa yang ku alami dengan menggunakan hati. Sudah seringkali aku merasakan
sakit akan kehilangan sesuatu yang tak pernah aku miliki. Dan sudah aku lakukan
untuk mendapatkan yang terbaik untuk hidupku yang kurang baik.
Banyak
hati yang sudah aku lewati, dan disalah satunya tak ada yang memintaku untuk
tetap tinggal lebih lama lagi, atau sekedar menahan agar aku tak
meninggalkannya. Pernah berfikir untuk pura-pura tak peduli akan kekosongan
hati. Untuk pura-pura tak peduli seberapa banyak luka itu pernah hadir,
pura-pura tak mengetahui bahwa orang yang telah ku tinggal pergi ternyata sudah
bahagia dengan yang lain, dan pura-pura tak menyadari bahwa selama ini aku
kesepian karena cinta ku yang selalu hilang.
Aku
pernah mencintai yang tak pernah dicintai, aku pernah melepaskan seseorang yang
ku cintai untuk orang yang tak pernah ku kenali, aku pernah melepaskan orang
yang ku cintai tanpa merasakan memilikinya, aku pernah melepas sesuatu yang
seharusnya tak pernah ku lepas. Dan pelepasan yang terakhir, aku pernah melepaskan
tanpa menanyakan terlebih dulu akan hati nya yang telah kutinggalkan. Aku
pernah mengalah, pernah pergi tanpa mendengar kepastian lebih jelas lagi.
Sudah
terlalu jauh hati meninggalkan serpihan masa lalu, sudah ku lupakan jauh arti
luka yang pernah menggores dihatiku, sudah seharusnya aku membuka hati untuk
yang baru. Namun jatuh cinta tak pernah sesederha itu. Harus ku fikirkan lebih
jauh bagaimana hati ku menanggapi semua perasaan itu. Apakah menerima atau
malah mengabaikan (lagi). Apa yang terjadi pada hati yang terlalu lama sendiri
bukanlah kesalahan masa lalu yang masih membayangi, hati yang masih sendiri
bukan atas kesalahan luka hati. Tapi bagaimana menanggapi hati yang telah mati
karena kekosongan yang terlalu dini.
Sudah
memutuskan untuk bahagia tanpa mempermasalahkan hati, terbang tinggi tanpa
sulit memikirkan kapan aku terjatuh lagi. Pengharapan kini terasa lagi,
keajaiban cinta akan terasa pada hati yang benar-benar merasakan kehadiranya.
Jatuh cinta pada hati, itu masalah waktu akan berhenti tepat pada dua hati yang
saling mencintai.
Jangan urusin cinta melulu. Hidup bisa bahagia tanpa cinta untuk masa kita yang masih muda heheh
BalasHapusEnggak ko enggak. Ko jadi terpojok gini :')
HapusIni cuma tulisan ko. Penyaluran pemikiran. Kalau orang lain dibicarakan, aku cuma bisa melalui tulisan.
Tetap pada hati yang selalu mencintai. Wah.. kok ngalir gini bacanya.
BalasHapusSepertinya, Annisa udah katam ni. Soal cinta-cintaan. Mulai dari cinta sebelah pihak. Ah, gue jadi ngerasa cemen. Ngeliat cewek yg punya pengalaman cinta buanyak gini.
Kalo belum ada yg singgah untuk waktu yg lama. Pangeran Wortel mampir boleh? Singgah untuk waktu yg lama? Hehehe
Duhh, enggak ko :')
HapusAslinya malah absurd banget kalau masalah cintaan begini.
Lebih banyak menghabiskan waktu sendiri dengan kopi, ketimbang berduaan sama pasangan. haha sedih banget ya :')
Ini cuma soal sudut pandang menggapi suatu hal, dan pemikiran yang ku tuliskan. Gitu...
Wah, boleh tuh diajarin soal beginian? hahaha