Masih dalam waktu yang sama,
kesendirian. Masih berada di posisi yang sama, kesepian. Masih menahan
kekosongan hati, sendirian. Aku tak keberatan, jika memang hati ingin lebih
lama berdiam diri dengan kesendirian. itu tak memberatkan langkahku untuk
berjalan. Tak ada keluhan mengapa hati masih bertahan dengan kehampaan. Tapi
apakah tidak lebih baik jika berjalan dengan bergandengan tangan? Menghabiskan
malam dengan tawa keceriaan bersama kebahagiaan, tentu dengan keberadaan dua
orang. Apakah tidak lebih baik jika hidup berwarna karena seseorang? Apakah aku
mulai merindukan kenyataan itu?
Selalu menanyakan jawaban
atas pertanyaan yang dilontarkan oleh temaram, sebisa mungkin aku pertahankan
karena gelap malam belum saja memberikan jawaban. Ada apa dengan ku? Sudah
mulai bosan kah aku dengan kesendirian ku? Banyak bayangan yang datang dan
pergi, namun tak pernah ku hiraukan karena hati ku masih memilih untuk sendiri,
tak banyak bergerak menepis bayangan yang memilih untuk diam lebih lama atau
memilih untuk meninggalkan. Entah apa yang ingin ku tunjukan, yang ingin ku
perlihatkan mengapa aku masih tahan dengan kesendirian.
Perhatian yang sudah asing
ku rasakan, sebuah pengharapan yang mulai sirna karena rindu yang sudah tak
pernah ku hiraukan. Atas nama masa lalu, ku jamin mereka telah lama pergi dari
hidupku. Bukan salah masa lalu mengapa aku masih diam membisu, kenangan pahit
sudah mulai membuka pada hatiku, luka yang menyakitkan sudah mulai tak ku rasa.
Karena waktu ku percaya bahwa semua akan berjalan sempurna jika ku andalkan
semua pada keinginan untuk merubah segalanya menjadi lebih indah.
Belum mengerti, dan masih
belum bisa memahami mengapa sendiri adalah pilihan saat ini. Jika aku masih
bisa bahagia tanpa hati yang terisi, lalu mengapa ada sela-sela ruangan yang
mulai mengambang karena terlalu lama dibiarkan. Menjadi penuh debu kesendirian
akan kekosongan. Haruskan ku mulai dari awal? Haruskah sekarang? Namun, apapun
pilihan hatiku. Aku mohon, tolong lah jangan biarkan hati ini rentang untuk
kedua kalinya. Jangan memberi hati pada orang yang masih belum mengerti atas
keheningan angin pemberi ketentraman atas perasaan yang membahagiakan.
Entah kapan, namun jika
bukan sekarang, tolonglah biarkan hati ini merasakan kebebasan tanpa merasakan
kecemasan atas hati ku yang memang telah hilang. Dan untuk entah siapa sosok
yang akan mempulangkan aku pada hati itu, tolong lah agar belajar sabar dan
memahami atas tingkah ku yang mungkin telah lupa bagaimana mempercayai hati
yang katanya akan mencintai. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar