Aku
pernah berkhayal bahwa setiap pagi ketika kedua mataku perlahan membuka,
disamping ku ada kamu yang masih terlelap dengan gemas nya. Ku lihat dengan
seksama, dan ku yakinkan bahwa ini bukan mimpi pagi hari yang sebentar sirna.
Dan
memang, itu bukanlah sebuah mimpi. Melainkan hanya sebuah khayal yang terlalu
tinggi.
Aku
pernah berkhayal bahwa setiap hari ketika aku ingin pergi meminum kopi di ujung
jalan kedai yang biasa ku duduki, kamu selalu memintaku untuk membuatkan kopi untuk kita berdua dan meminum nya bersama di halaman depan rumah kita. Ku ingat dengan seksama,
dan ku yakinkan bahwa ini bukan mimpi yang membodohi.
Dan
memang, itu bukanlah sebuah mimpi. Melainkan hanya sebuah khayal yang terlalu
tinggi.
Aku
pernah berkhayal bahwa setiap sore ketika aku ingin memesan makanan siap saji
di tempat makan yang biasa ku cicipi, kamu selalu menyeretku ke dapur rumah untuk
membuatkan mu makanan untuk makan malam yang nyaman. Ku rasakan kejadian itu dengan seksama,
dan ku yakinkan bahwa ini bukanlah mimpi yang menyedihkan.
Dan
memang, itu bukanlah sebuah mimpi. Melainkan hanya sebuah khayal yang terlalu
tinggi.
Aku
pernah berkhayal bahwa setiap menjelang malam ketika aku akan segera menjamah
kasur dan bantal, kamu selalu memaksaku membersihkan make up dan shalat
berjamaah yang menjadikanmu sebagai imam di depan. Ku ingat memori itu dengan
seksama, dan ku yakinkan bahwa ini bukanlah mimpi yang hanya akan membuat
perih.
Dan
memang, itu bukanlah sebuah mimpi. Melainkan hanya sebuah khayal yang terlalu
tinggi.
Aku
pernah berkhayal bahwa setiap saat ketika aku tau semua yang ku lalui hanya
sebuah khayal yang terlalu tinggi, akhirnya aku memutuskan untuk berdoa dan
berharap semua khayal itu akan berhenti. Dan ku ganti menjadi permintaan yang
ku kemas dengan begitu manis, yang ku percayai semua khayal itu akan menjadi
hidup ku yang membahagikan di satu masa nanti.
Aku
pernah berkhayal bahwa setiap detik dimana aku lagi-lagi merasakan khayal yang
terlalu tinggi. Aku tau, Tuhan sedang merencanakan sesuatu yang lebih gila
lagi.
Karena
aku pernah berkhayal bahwa semua itu akan menjadi nyata dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar