Ribuan
waktu sudah kita lewati. Mencicipi satu persatu waktu yang sangat kita
percayai. Waktu pertama aku mengenalmu, ku rasakan sesuatu, semesta sedang
mengatur perjodohan tentang aku dan kamu. Ribuan waktu sudah kita lalui,
menyelami setiap rasa yang membuat kita semakin dewasa. Waktu dimana untuk
pertama kalinya kamu mencoba mengenal kita. Waktu yang bisa ku cumbui ketika
aku merasakan rindu yang membuatku candu.
Ribuan waktu sudah kita lewati. Ketika
pertama kali wajah mu muncul di layar ponsel ku, ada rasa yang ingin terus
melihat setiap sudut dari wajah itu. Ada yang coba ingin merangkul wanita
menyebalkan ini. Aku tersenyum, begitu mengejutkanya skenario Tuhan. Berpeluang
besar untuk menertawai tata surya yang mulai berotasi ingin memaksakan hadirnya
sebuah matahari disaat badai salju sedang merajai.
Ribuan waktu sudah kita lewati. Aku
tertawa mendengar sebuah kata yang terdengar asing dikepala. Ada yang sedang
mengorbankan dirinya terluka. Ada rasa yang akan menyamarkan luka. Bahkan saat
itu tiba aku lupa bagaimana dengan hati yang sedang menjerit terluka, menangis
meluapkan cacian di kepala kini telah sirna. Hanya dengan dia aku bisa tersenyum
dengan tawa tanpa harus menonton drama komedi. Aku lupa bagaimana mengingat
sesuatu yang pernah ada. Sudah berlalu lalang puing kenangan dikepala, tapi
ketika sebuah kata mulai hadir diantara aku dan dia, aku akan menyebutnya
sebuah cinta.
Ribuan
waktu sudah kita lewati. Sampai detik dimana kamu mulai pembicaraan yang
menghentikan degup jantung ku seketika. Saat dimana kamu bicara soal bahagia
jika kita bersama, soal keyakinan mu bisa melanjutkan langkah kaki berdua
dengan ku.
Ribuan
waktu sudah kita lewati. Selamat jatuh cinta, hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar