Tuhan, aku rindu bercerita. Aku rindu
ketika kamu membelai rambutku lagi ketika aku menangis di dalam doa mu. Aku rindu
ketika kamu harus menamparku dengan adanya kisah masa lalu. Rasanya sudah lama
aku tidak bercerita tentang hatiku padamu bukan? Sepertinya kamu telah
memberikan kisah baru untuk ku ya? Apa kamu sudah bosan mendengar keluh kesahku
tentang lelah nya hidupku yang aku ceritakan akhir-akhir ini? Atau apa engkau
telah tersentuh oleh doa-doa teman-teman ku agar aku cepat mendapatkan kisah
yang baru? selalu banyak kisah yang lebih penting dibandingkan hatiku.
Aku tau kamu tak pernah tak mendengar
doaku, aku tau kamu tak pernah berhenti memperhatikan tingah bodohku yang
selalu bicarakan bahagia tentang kebebasan, padahal aku merasa kesepian. Aku tau
kamu tertawa sinis ketika aku merasa kedinginan dengan hatiku yang penasaran
tentang mencintai seseorang. Aku tau kamu selalu memberikan pelukanmu dalam
setiap sedihku.
Dan Tuhan, kali ini ceritaku berbeda. Aku
tak ingin menceritaan tentang dia yang selalu ku sebut namanya dulu dalam
setiap doaku. Saat kamu menamparku dengan pembicaraan soal kejujuran dari
teman-teman ku, ternyata dia benar-benar cinta yang salah. Dia sudah aku tak
pedulikan kisahnya. Seperti yang kamu bilang, aku akan meninggalkan orang-orang
yang menghalangi langkahku untuk maju ke depan.
Tuhan, ini kisah baru. kisah yang
dulunya kufikir bukan untukku ternyata datang dalam bayangan semu dan mulai
masuk dalam hatiku seperti hantu.
Rasanya
menyakitkan...
Rasanya
seperti dimainkan oleh semesta. Kita sama sekali belum pernah bertatap muka,
belum pernah merasakan saling disakiti oleh kerinduan yang tak bisa
diungkapkan, belum pernah berhimpit dalam kasih malam, atau mungkin pernah
menyatukan 2 buah tangan yang berbeda, itu sama sekali belum pernah terjadi
antara “Kita”
Pada suatu malam aku pernah
bermimpi. Berkhayal bagaimana jadinya kita nanti. Bicara soal perasaan yang
benar-benar kita rasakan. Aku memandang langit-langit kamar yang masih sama
seperti biasanya. Lalu aku lihat langit yang gelap yang masih terasa kasihan,
langit benar-benar kesepian. Hanya warna datar dan gelap yang menyinari malam. Lalu
kemudian ada bulan, bulan indah yang terlihat hanya sendirian. Bulan selalu
bercerita tentang kisah yang dia sebut tak akan pernah bisa dia lupakan,
tentang seseorang yang hidup, tentang bagaimana dia bisa mencintai seseorang
dengan sangat dalam. Kemudian langit hanya bisa mendengarnya dengan bijak.
Aku berbaring. Memperlihatkan mataku
dengan langit-langit kamar, kemudian hatiku terasa linu. Mengapa ada orang yang
benar-benar mencintai seseorang dengan besar hingga mampu menaruh mimpi dan harapan
dalam benak orang yang salah? Mengapa ada orang yang benar-benar mencintai
seseorang bisa tersakiti dengan sendirian, dengan hati yang utuh meskipun jika
dibandingkan dengan hati yang lain, ternyata hatinya rapuh.
Ketika dia menjerit kesakitan karena
hatinya telah hilang perlahan, tanpa didasari dengan sepengetahuan perasaan...
hatiku ikut merasakan kesakitan. Ketika dia merasa lelah karena mencintai
orang yang salah, hatiku semakin merasa tak utuh Dan ketika dia harus
memperjuangkan hati yang dia cintai, ternyata haiku bukan hati yang dia pilih.
Tuhan, ketika dia mulai mengganti masalahnya
dengan mempermasalahkan bagaimana perasaanku terhadapnya tiba-tiba hatiku merasa
terguncang kebingungan. Rasanya menyesal mengapa aku harus tau terlebih dulu
tentang masa lalu nya, tentang bagaimana dia mencintai masa lalu nya dengan
begitu dalam. Aku tau akupun punya masa lalu yang sama sekali tidak dia
permasalahkan. Tapi dalam keadaan perasaan yang membingungkan... saat ini aku berada dalam keadaan sedang mencintainya.
sangat menyukai ini :)
BalasHapusThanks :)
BalasHapus