Masih pagi. Tubuhku sudah
bergemetar hebat mengetahui masih belum terdapat kabar darimu di ponselku. Lalu
ku lirik pesan yang datang beberapa di kotak masuk ku, ada dia. Dia yang selalu
memperhatikanku, selalu menanyakan kabarku, sudah makan apa belum, selalu ada
dia yang berbicara manis padaku. Bahkan, dia merelakan perasaan nya agar aku
bisa melupakanmu. Tapi perasaanku tidak bisa secepat itu menerima penggantimu.
Aku masih tak habis fikir,
mengapa dengan hatiku yang terus menggebu-gebu seakan ingin keluar dan meminta
mu agar tetap tinggal. Aku yang memutuskan pilihan yang kamu benci. Tapi aku
sendiri yang merasa kosong tanpa kamu saat ini. Rasanya berharap kamu kembali
meski aku tau semua nya tak akan sama lagi. Kamu telah berbeda dari biasanya,
itu alasan mengapa aku berhenti untuk bersabar menghadapi sikapmu yang begitu
terlalu mengabaikanku.
Tidak sempat aku menikimati
kebebasan ku sendiri. Aku iri melihat kamu yang baik-baik saja setelah kamu
pergi. Ada apa denganmu...
Kamu yang begitu mencintaiku
sekarang telah mati, kemana perasaan kamu yang selalu ku banggakan di depan
teman-temanku dan keluargaku. Kemana sosokmu yang selalu menghantui hari ku.
Apa benar secepat itu kamu telah melupakan kita?
Banyak yang datang silih
berganti membawa hatiku pada suasana yang berbeda, membantuku menerima bahwa
kamu telah bahagia. Tapi pada kenyataanya, aku mengobati hatiku sendiri. Aku
membutuhkanmu, dalam pelukku.
Apa kamu tidak merasa
kehilangan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar