Aku sudah
dewasa, aku mengerti bagaimana perasaan orang yang telah tersakiti atau mungkin
bahagia karena hal lain.
Dalam cahaya
kamar yang mulai berubah semakin padam, seperti biasa aku menatap langit-langit
kamarku. dan saat itu aku merasa bahwa pemikiran beda dengan apa yang aku
rasakan.
Malam ini
turun hujan, seharusnya aku bisa menikmati suasana ini dengan bibir melengkung
seperti hal nya boneka-boneka yang berada dikamarku. Tapi malam ini berbeda,
air hujan masuk ke kamarku dan membasahi tempat tidurku. Aku mengusapnya dengan
sejuta rasa malu karena harus menangis karena hal yang masih belum bisa aku
mengerti.
Yang aku tanyakan adalah “Kenapa”
Kenapa harus
aku?
Kenapa harus
mengalami perasaan seperti ini?
Kenapa harus
aku yang diposisikan selalu tidak mengerti kamu?
Kenapa harus
selalu kamu yang terpandang lebih menyakitkan daripada aku?
Kenapa harus
aku yang selalu salah meski kamu meminta maaf?
Kenapa aku
selalu diam?
Kenapa aku
tidak bisa menceritakan cerita sedih padamu?
Kenapa harus
aku yang baik-baik saja ketika merasa sendirian?
Kenapa aku
yang sangat mencintaimu?
Aku sudah merasa bahwa aku sudah
dipuncak perasaan. Aku sudah memberikan semua perasaan ku padamu, tak tersisa. Hingga
buatku, aku sudah mati rasa untuk menanggapi perasaan orang lain terhadapku. Perhatianku
sudah habis olehmu, hingga tak ada satu orang pun yang bisa mengambil
perhatianku. Bagaimana denganmu? Apa sama sepertiku?
Kamu membuatku
mulai membangun semua yang aku harapkan, seperti mimpi, rencana indah,kini
hilang sudah semua.
Rasanya aku
ingin mengakhiri. Bukanya karena aku yang sudah tidak mencintaimu, tapi aku
yang telah mengerti. Aku tidak pantas bersamanya lebih lama lagi. Pergilah...
cari perempuan lain yang lebih baik dariku. Yang bisa lebih menjaga perasaanmu
dibanding aku. Sampai saat ini pun kamu belum bisa mengerti kesulitan hatiku
bukan.
Tanpa mengilangkan
goresan dihatiku, aku amat teramat sangat mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar