Minggu, 20 Desember 2015

Berhenti.


Aku tahu bahwa tak ada kebetulan saat kita dipertemukan. Kita adalah suatu rasa yang sudah semesta suguhkan, bahagia kita adalah apa yang semesta siapkan selama bertahun-tahun lamanya semenjak kau dan aku dilahirkan.

Kita adalah dua orang yang berisikan pikiran di dalam kepala yang berbeda, namun entah mengapa perbedaan bahkan membuat kita semakin tak bisa dipisahkan. Rasa yang mengalir dalam segala bentuk ucapan adalah sebagian kecil apa yang ada dalam dada. Jika ku utarakan, mungkin langit malam tak akan pernah terlihat karena siang akan bosan mendengar segala bentuk pencapaian.

Harus ku akui, aku mencintai mu di segala musim dan peristiwa yang sudah beberapa lama ini kita rasakan bersama. Menghabiskan ratusan senja dan milyaran hari adalah salah satu dari banyak nya hal yang tak hentinya ku syukuri selama ini. Basah nya air hujan yang turun, aroma genangan yang selalu mencegah kita untuk kembali pulang dan menahan lelah semalaman bahkan membuat ku selalu berfikir bahwa inilah saatnya aku berhenti.

Berhenti menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah ini.

Berhenti menerka-nerka akan berapa lama kau akan tetap tinggal disini.

Berhenti menerka-nerka kapan waktunya kau pergi.

Berhenti menerka-nerka apa yang akan terjadi jika si peretak hati muncul saat ini.

Dan berhenti menerka-nerka apa yang akan terjadi jika kau sudah tak ada lagi.

Berhenti.

Aku akan benar-benar berhenti menerka-nerka jika sudah mengingat berapa lama kita lupa sedang bersama. Karena pada hakikatnya, kebersamaan kita lah yang sudah membuat segalanya terasa sempurna, bahkan sampai membuat kita lupa bagaimana rasanya sendirian.

Karena aku akan mulai membiasakan diri dengan mengikuti langkah kaki mu kemana kau mau. Karena aku tahu, langkah mu tak akan pernah membingungkan ku. Aku akan selalu menikmati setiap waktu selama kamu mampu menghadirkan segala bentuk bahagia yang sudah kau usahakan agar tercipta diantara kita. Tak apa jika luka mulai bermunculan disetiap kenangan yang kita lalui bersama, karena itu adalah salah satu langkah yang memandu kita untuk menaiki tingkat selanjutnya.

Dengan mu, aku merasa aman. Tubuh ku merasa tak ketakutan bahkan saat kita hanya sedang berdua, karena aku tahu bahwa pria ku ini tak akan pernah mau membuat ku malu menjadi wanita sempurna yang akan dihadapkan nya di sebuah pernikahan yang halal.

Aku tak peduli berapa waktu yang kita miliki untuk bersama. Apa besok akan berpisah, atau lusa. Karena selama kamu ada, disitulah aku ada dan kita sama-sama bahagia.

Pria ku, selamat hari jadi yang kesekian kali nya lagi. Selamat berhenti untuk mencari lagi.