Kamis, 29 Agustus 2013

Setiap hujan menunggu, pelangi tak akan muncul seperti dulu.

Pernah kah kamu melihat jelas langit ketika hujan? Apa yang terlihat? Hanya rintikan air yang didalam kepala selalu bertanya “mengapa ada air turun dari langit yang terlihat datar?”, langit sama sekali tidak terlihat seperti sketsa wajah, langit tidak mempunyai mata untu menangis, langit juga tidak mempunyai mulut untuk berliur, lalu dari mana rintikan itu turun?

Namun apapun yang telah terjadi pada langit, hujan itu selalu merangkulku dalam kenangan, mendekap ketika aku benar-benar ingin terlepas. Mempunyai arti lebih dari semua arti tentang “Kita”.
Kemudian, salah satu hal mekajubkan dari hujan adalah ketika harus melepaskan senyum saat hujan berhenti turun, ada lintasan warna yang disebut Pelangi, membuat senyuman itu kembali terlihat. Sudah diatur dari langit bahwa pelangi datang hanya ketika berhentinya rintik hujan turun..

Hujan dan pelangi tak pernah benar-benar bertemu, bagi mereka saling memiliki adalah perasaan semu. Bagaimana pun mereka ingin bersama, namun takdir tak bisa diganggu gugat. “Apa kamu percaya takdir?” Bisik salah satu rintikan hujan kepada langit. Langit hanya diam, seakan tak ingin menjelaskan.
Hujan selalu menganggumi pelangi, ada perasaan yang tak bisa diartikan melalui kata-kata atau bahkan ungkapan cinta. Dan pada satu ketika, saat hujan berhenti memperlihatkan dirinya pada langit, pelangi muncul dengan warna indah yang tak pernah bisa hujan ingat. “kamu selalu bisa membuat aku menunggu” hujan tersenyum pada pelangi. Pelangi menjawab “bukan nya ketika kamu ada, aku pun harus selalu ada?”. Mereka sama-sama tersenyum. hujan semakin menghilang, hanya tersisa rintikan-rintikn kecil dan kemudian berakhir menjadi embun, pelangi mencari ketika hujan menghilang, pelangi menunggu hujan akan kembali datang.

Langit terkadang merasa kasihan, dan pada akhirnya langit memutuskan untuk menurunkan hujan, hujan turun dengan harapan bisa bertemu dengan pelangi. Hujan memohon-mohon pada langit untu memberikan sedikit jeda waktu untuk hujan bicara pada pelangi. Dan ketika satu persatu warna pelangi terlihat hujan tersenyum dan beharap bisa memeluk nya kali ini. Pelangi menyambut hujan dengan penuh kasih yang mengharapkan kebersamaan. “pelangi, apa kamu akan berubah?”, pelangi memandang hujan dan mulai bicara dengan perlahan “aku tidak akan pernah berubah, tetap memiliki warna yang indah untukmu dan untuk kita”. Hujan tersenyum haru. Hujan dan pelangi bersama selalu mencoba untuk menahan rindu nya. Hujan selalu menunggu pelangi muncul dihadpan nya, dan begitupun pelangi yang tetap setia menahan perasaan yang tak kunjung hujan rasakan.

Lalu kemudian, pelangi tak pernah hadir datang lagi setelah hujan berhenti. Ada perasaan menggebu dan ingin bertanya, mengapa pelangi tak ada lagi dan memberi senyum pada hujan seperti biasanya. Hujan hadir dipeluk kesindiran, hujan tetap menunggu pelangi akan datang, hujan kelelahan.

Pelangi akhirnya datang, muncul ketika hujan berhenti turun. Dengan cepat hujan bertanya 

“kenapa kamu menghilang?”

“mungkin aku lelah, jan” pelangi menjawab dengan tak beratatap pada hujan.

“apa yang membuatmu berbubah, pelang?” hujan bertanya dengan menahan pelangi agar tetap tinggal
            
“aku tidak pernah berubah, mungkin itu hanya perasaanmu saja” jawab pelangi tanpa memandang ke arah hujan
            
“kamu tentu tau bukan bahwa aku selalu menunggu kamu? Menunggu pelangi yang ku kenal dulu” hujan semakin turun dengan deras. Lalu pelangi terlihat akan menghilang, dengan cepat hujan menahan perasaan nya agar yang terlihat hanya rintikan.
            
“Apa kamu percaya akan takdir tuhan jan? Apa kita bersama akan membuahkan kebahagiaan dihati kita? Kita sama-sama menyakiti bahkan ketika kita sadar bahwa kita memang berbeda jalan.” Pelangi bicara begitu saja tanpa memikirkan bagaimana perasaan hujan.

Hujan hanya bisa memandangnya, begitu memalukan nya hujan ketika harus turun deras diantara warna pelangi yang dilihatnya adalah sesuatu yang lain. 

“kenapa harus aku yang selalu menunggu kamu? Kenapa kamu mempermalukan aku diantara perasaan yang ku anggap berjalan seperti biasanya?” hujan bicara dengan sendu-sendu tangisnya yang mulai terlihat oleh pelangi.

Pada akhirnya pelangi bicara dengan memandang hujan, “kita sama-sama menunggu kita ditakdirkan, dan jika bukan karena kamu, aku tak mau meneruskan perasaan yang telah membuat ku lelah. kita tak ditakdirkan untuk bersama, tak ada hujan yang terlihat bersamaan dengan pelangi. Harusnya kamu tau akan itu. Aku lelah dengan tingkah kamu yang selalu memaksaku untuk terlihat seperti dulu.”
           
Hujan menangis sendu, hujan tak mengerti kenapa pelangi bisa bicara seakan tak memikirkan terlebih dulu bagimana perasaan hujan ketika itu. Hujan tak menerima ketika dia harus terpuruk seorang diri, hujan akan tetap turun dari langit, rintikan nya tetap akan membasahi bumi.begitupun pelangi, akan tetap terlihat sempurna untuk bumi, warna-warna yang indah selalu terlihat menjelam menjadi sosok yang didambakan oleh hujan. Hujan selalu turun deras sampai hujan benar-benar telah lelah karena terbelenggu meyakini bahwa pelangi akan kembali seperti dulu.
           
Langit pernah bertanya “jan, apa yang membuatmu turun semankin deras setiap hari nya?”, 

“aku tidak apa-apa” hujan hanya menjawab seadanya.

Hujan tahu, tak akan ada yang mengerti perasaan nya. Melihat pelangi yang terlihat seperti biasanya, bahkan berwarna semakin indah, hujan mulai memikirkan takdir nya.

Hujan yakin, suatu saat akan bisa berhenti menunggu pelangi muncul di hadapan nya. Karena setiap hujan menunggu, pelangi tak akan pernah muncul seperti dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar