Senin, 01 Juni 2015

Ribuan Waktu



Ribuan waktu sudah kita lewati. Mencicipi satu persatu waktu yang sangat kita percayai. Waktu pertama aku mengenalmu, ku rasakan sesuatu, semesta sedang mengatur perjodohan tentang aku dan kamu. Ribuan waktu sudah kita lalui, menyelami setiap rasa yang membuat kita semakin dewasa. Waktu dimana untuk pertama kalinya kamu mencoba mengenal kita. Waktu yang bisa ku cumbui ketika aku merasakan rindu yang membuatku candu.
Ribuan waktu sudah kita lewati. Ketika pertama kali wajah mu muncul di layar ponsel ku, ada rasa yang ingin terus melihat setiap sudut dari wajah itu. Ada yang coba ingin merangkul wanita menyebalkan ini. Aku tersenyum, begitu mengejutkanya skenario Tuhan. Berpeluang besar untuk menertawai tata surya yang mulai berotasi ingin memaksakan hadirnya sebuah matahari disaat badai salju sedang merajai.
Ribuan waktu sudah kita lewati. Aku tertawa mendengar sebuah kata yang terdengar asing dikepala. Ada yang sedang mengorbankan dirinya terluka. Ada rasa yang akan menyamarkan luka. Bahkan saat itu tiba aku lupa bagaimana dengan hati yang sedang menjerit terluka, menangis meluapkan cacian di kepala kini telah sirna. Hanya dengan dia aku bisa tersenyum dengan tawa tanpa harus menonton drama komedi. Aku lupa bagaimana mengingat sesuatu yang pernah ada. Sudah berlalu lalang puing kenangan dikepala, tapi ketika sebuah kata mulai hadir diantara aku dan dia, aku akan menyebutnya sebuah cinta.

Ribuan waktu sudah kita lewati. Sampai detik dimana kamu mulai pembicaraan yang menghentikan degup jantung ku seketika. Saat dimana kamu bicara soal bahagia jika kita bersama, soal keyakinan mu bisa melanjutkan langkah kaki berdua dengan ku.

Ribuan waktu sudah kita lewati. Selamat jatuh cinta, hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar