Kamis, 05 Februari 2015

Duduk Saja



Aku sedang berada di salah satu kedai kopi yang masih terbilang baru di kota ku, ini adalah tempat yang ku tahu dari teman ku. Suasana yang nikmat untuk menikmati kopi dan menulis sendiri, itu yang ku dengar darinya.

Suasana diluar kedai kopi ini sedang hujan deras. Itu alasan mengapa aku belum saja pulang, atau mungkin aku memang sedang menunggu malam.

Aku melirik jalanan, banyak yang berlalu lalang orang yang berpasangan terkena hujan, pakaian nya basah dan mereka banyak yang memaksakan. Pikirku, mengapa tak coba meneduh dulu. Tapi mungkin itu alasan mereka sedang mengepakan rindu. Bahkan sekarang aku sedang membayangkan sesuatu yang juga ku rindukan.

Ketika aku sedang menulis ini, ku buka beberapa tab baru dan salah satunya adalah youtube. Menulis ini sambil mendengarkan lagu milik penyanyi asal kota Bandung yang sedang ku sukai belakangan ini, Yura Yunita – Berawal Dari Tatap.

Berawal dari tatap
Indah senyummu memikat
Memikat hatiku yang hampa lara

Lirik awal lagu ini membuat ku rindu akan rasa jatuh cinta pada tatap pertama. Kalimat yang ku tulis tadi mungkin terbaca seperti drama. Tapi terkadang tak bisa pungkiri bahwa aku merindukan senyum seseorang yang bisa membuatku nyaman sampai lupa bahwa aku sedang membutuhkan genggaman.

Senyum membawa tawa
Tawa membawa cerita
Cerita kasih indah tentang kita

Tiga bait lagu ini membuatku tersadar bahwa aku pernah bahagia bersama orang yang mungkin sekarang sudah membahagiakan dan dibahagiakan dengan seseorang yang bukan aku. Sungguh, aku percaya bahwa perpisahan adalah langkah awal untuk kembali menemukan. Tapi biarkan kali ini ku bayangkan tentang kita yang hanya berisi cerita bahagia.

Terkadang ku ragu
Kadang tak percaya
Tapi ku yakin kau milikku

Aku teringat bahwa kamu pernah memperjuangkan akan kesempatan yang ada, maka dari itu aku tak pernah sekalipun ingin memiliki pikiran bahwa semua hanya persinggahan. Aku mencoba untuk yakinkan bahwa cinta yang ada diantara kita itu nyata adanya dan yakin bahwa kau hanya milikku saja.

Kau membuatku bahagia
Disaat hati ini terluka
Kau membuatku tertawa
Disaat hati ini terbawa
Terbawa oleh cintamu untukku
Untuk kita

Perlahan-lahan bahagia itu muncul diantara kita. Bahkan aku tak terlalu memikirkan akan sampai mana kita sama-sama berjuang. Percaya bahwa yang ku jalani sekarang adalah yang akan membawa ku pada kepastian akan menemukan.

Dan saat lagu itu telah habis ku putar berulang-ulang, aku tersadar bahwa ceita kita sudah menjadi usang. Bahkan aku masih bisa mengingat bagaimana kita berpisah dan pergi dengan jalan yang berbeda. Menyakiti dan tersakiti bagiku adalah hal yang memang pasti ada diantara kita. Aku tak peduli lagi sudah berapa banyak kita saling menyakiti, sudah sampai mana kita sama-sama saling berdiam diri seolah kita baik-baik saja. Aku sudah tak lagi menyalahkan mu atas hati mu yang sekarang ternyata sudah lebih dulu menemukan jalan lain pada hati yang lain.

Entah kamu yang terlalu cepat melupakan kita, entah kamu yang memang sudah begitu mencintai dia, entah memang selama ini dihatimu tak lagi ada aku. Aku sudah tak peduli.

Aku hanya akan duduk sendiri menunggu untuk ditemukan lagi. Oleh siapa saja yang ingin membahagiakan.

Ya, aku hanya akan duduk saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar